Penetapan kadar protein
dengan cara titrasi formol kurang praktis untuk penetapan kadar protein secara
mutlak, karena setiap jenis protein perlu dicari faktor konversinya. Cara ini
lebih sesuai untuk menentukan secara cepat dan sejauh mana pemecahan protein
terjadi.
Titrasi dilakukan
sampai mencapai warna standar, yaitu warna yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Warna standar dibuat dengan mencampur 10 ml larutan contoh, ditambah 10
ml air suling, 0,4 larutan kalium oksalat jenuh dan tetes indikator
Resinulin-HCl.
II.
ALAT
& BAHAN
Alat :
-
Timbangan digital
-
Erlenmeyer
-
Pipet ball
-
Pipet tetes
-
Gelas ukur
-
Buret
Bahan
:
-
Sampel (Susu Fermentasi Merk X)
-
Indikator PP
-
K-Oksalat
-
Formaldehid
-
Aquades
-
NaOH 0,1 N
III.
PROSEDUR
KERJA
1. Ambil
10 ml larutan contoh, masukkan kedalam erlenmeyer dan tambahkan 10 ml aquades,
0,2 K-Oksalat jenuh dan 15 tetes indikator PP (karena terlalu asam), diamkan
selama 2 menit.
2. Titrasi
larutan contoh dengan 0,1 N NaOH sampai mencapai warna standar (merah jambu).
3. Setelah
warna tercapai, tambahkan 2 ml formaldehid 40%.
4. Teruskan
titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai tercapai warna standar lagi.
5. Catat
dalam tabel pengamatan.
6. Buat
larutan blanko; 20 ml air suling, 0,5 ml larutan K-Oksalat dan 2 tetes indikator
PP, 2 ml formaldehid, lalu titrasi dengan larutan NaOH.
IV.
DATA
PENGAMATAN
Tabel
1. Titrasi Contoh
No.
|
NaOH
1 (ml)
|
NaOH
2 (ml)
|
1.
|
3
|
4
|
2.
|
3,7
|
5,1
|
3.
|
1,5
|
2,9
|
4.
|
2
|
6
|
Rata2
|
3,05
|
4,5
|
Tabel
2. Titrasi Blanko
No.
|
NaOH
(ml)
|
1.
|
0,4
|
2.
|
0,4
|
3.
|
0,2
|
Rata2
|
0,33
|
V.
PERHITUNGAN
VI.
KESIMPULAN
Dari praktikum
penentuan kadar protein dengan titrasi formol didapatkan hasil prosentase
protein sebesar 0,1069%.