Selasa, 21 Juni 2016

PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN TITRASI FORMOL


I.                   DASAR TEORI
Penetapan kadar protein dengan cara titrasi formol kurang praktis untuk penetapan kadar protein secara mutlak, karena setiap jenis protein perlu dicari faktor konversinya. Cara ini lebih sesuai untuk menentukan secara cepat dan sejauh mana pemecahan protein terjadi.
Titrasi dilakukan sampai mencapai warna standar, yaitu warna yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Warna standar dibuat dengan mencampur 10 ml larutan contoh, ditambah 10 ml air suling, 0,4 larutan kalium oksalat jenuh dan tetes indikator Resinulin-HCl.

II.                ALAT & BAHAN
Alat :
-          Timbangan digital
-          Erlenmeyer
-          Pipet ball
-          Pipet tetes
-          Gelas ukur
-          Buret
Bahan :
-          Sampel (Susu Fermentasi Merk X)
-          Indikator PP
-          K-Oksalat
-          Formaldehid
-          Aquades
-          NaOH 0,1 N

III.             PROSEDUR KERJA
1.      Ambil 10 ml larutan contoh, masukkan kedalam erlenmeyer dan tambahkan 10 ml aquades, 0,2 K-Oksalat jenuh dan 15 tetes indikator PP (karena terlalu asam), diamkan selama 2 menit.
2.      Titrasi larutan contoh dengan 0,1 N NaOH sampai mencapai warna standar (merah jambu).
3.      Setelah warna tercapai, tambahkan 2 ml formaldehid 40%.
4.      Teruskan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai tercapai warna standar lagi.
5.      Catat dalam tabel pengamatan.
6.      Buat larutan blanko; 20 ml air suling, 0,5 ml larutan K-Oksalat dan 2 tetes indikator PP, 2 ml formaldehid, lalu titrasi dengan larutan NaOH.


IV.             DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Titrasi Contoh
No.
NaOH 1 (ml)
NaOH 2 (ml)
1.
3
4
2.
3,7
5,1
3.
1,5
2,9
4.
2
6
Rata2
3,05
4,5

Tabel 2. Titrasi Blanko
No.
NaOH (ml)
1.
0,4
2.
0,4
3.
0,2
Rata2
0,33



V.                PERHITUNGAN














VI.             KESIMPULAN

Dari praktikum penentuan kadar protein dengan titrasi formol didapatkan hasil prosentase protein sebesar 0,1069%.

Minggu, 19 Juni 2016

PENENTUAN KADAR LEMAK METODE BABCOCK

PENENTUAN KADAR LEMAK PADA SUSU SEGAR DENGAN METODE BABCOCK


I.                   DASAR TEORI
Susu adalah cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dengan pemerahan sempurna dan benar tanpa menambah atau mengurangi suatu komponen.
Susu dipandang dari segi peternakan adalah suatu ekskresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, dan dilakukan pemerahan sempurna tidak termsuk kolostrum serta tidak ditambah  atau dikurangi oleh suatu komponen.
Berdasarkan lemak yang dikandung, susu didefinisikan sebagai emulsi dari globula lemak yang mengandung lemak susu , vitamin larut lemak dan membran dari globula.
Menurut Direktorat Jendral Peternakan tahun 1983, kadar lemak sekurang-kurangnya adalah 2,8%.
Metode yang digunakan dalam analsis kadar lemak adalah metode Babcock. Dasarnya adalah melarutkan bahan padat bukan lemak dan melepaskan lemak bebas.

II.                ALAT & BAHAN
Ø  Alat :
1.      Pipet ball 5 ml
2.      Pipet tetes
3.      Gelas ukur
4.      Tabung sentrifuge
5.      Sentrifuge (pemusing)









6.      Gelas beaker
7.      Termometer
8.      Kompor listrik
9.   Labu babcock








Ø  Bahan :
1.      Susu segar
2.      H2SO4 pekat
3.      Aquades

III.             PROSEDUR KERJA
1.      Pipet 5 ml susu segar, masukkan dalam tabung sentrifuge.
2.      Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat secara perlahan.
3.      Tutup rapat-rapat tabung sentrifuge dengan penyumbat karet, masukkan dalam pemusing , putar dengan kecepatan 20 rpm selama 10 menit.
4.      Selanjutnya masukkan sampel tersebut kedalam labu babcock dan tambahkan aquades panas ± 60°C sampai tepat pada skala 0 (nol).
5.      Diamkan selama ± 10 menit, kemudian ukur volume lemak susu segar yang ada dengan jangka sorong.
6.      Catat dalam data pengamatan.

IV.             DATA PENGAMATAN
No.
Sampel
(ml)
H2SO4
(ml)
Tabung Skala Babcock
D (cm)
T (cm)
V
1.
5
5
1
0,32
0,2512
2.
5
5
1
0,49
0,3846
3.
5
5
1
0,40
0,3140
4.
5
5
1
0,30
0,2355
5.
5
5
1
0,46
0,3611
6.
5
5
1
0,45
0,3532
7.
5
5
1
0,41
0,32185
Rata-rata
5
5
1
0,404
0,31735

V.                PERHITUNGAN


VI.             ANALISA
1.      Penambahan asam sulfat kedalam susu dan dicampur maka akan timbul reaksi panas yang dapat mencairkan lemak susu yang akan terpisah di bagian atas.
2.      Aquades yang ditambahkan adalah aquades panas agar dapat mengangkat lapisan lemak sehingga lemak akan terpisah di bagian atas.

VII.          KESIMPULAN

Dari analisa penentuan kadar lemak metode babcock didapatkan prosen lemak susu segar sebanyak 6,374%